Halaman

Senin, 10 Oktober 2011

TRAGEDI DI DEPAN CERMIN

Dia meletakkan cermin
di depan cermin
lalu berusaha berpikir jernih;

Apakah memang pramuniaga bertato paling
layak menjual cermin?

Berbisik cermin
di depan cermin;
"Tragedi lebih tertarik pada wajah
ketimbang hati
Tragedi lebih tertarik pada ranjang
ketimbang sayang
Tragedi lebih tertarik pada sinting
ketimbang penting
Tragedi lebih tertarik pada kata
ketimbang makna
Tragedi lebih tertarik pada hujatan
ketimbang pujian"

Lalu dia memecahkan cermin
dan dibangunnya kembali cermin
di depan cermin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar