Halaman

Jumat, 30 September 2011

Duda

Ada seorang duda beranak dua
sedang berduka di depan dupa
Selengkapnya...

Seonggok Mayat

Seonggok mayat berguling-
guling di atas jerami.
Baunya menyenangkan laksana
perahan lombok di bola mata Selengkapnya...

Kamis, 29 September 2011

Di Dalam Guyuran Api

Di dalam guyuran api
Kulihat kau menata hati
Menyerap putih sari melati

Pandangan matamu bijak
Tahu dimana harus berpijak
Meski sinar kehilangan jejak

Serpihan kata-katamu teguh
Meretak lantai langit ke-tujuh
Menggiring nawaitu melewati sungguh

Bila tabir rahasia dibuka
Kulihat padamu sekujur luka
Terbungkus rapi kelopak nestapa Selengkapnya...

Kotor

Wajahmu kotor
Lidahmu kotor
Tingkahmu kotor
Darahmu kotor
Akalmu kotor
Hatimu kotor

Kau tenggelam dalam
Kotoran yang manis Selengkapnya...

Rabu, 28 September 2011

Ibuku

Ibuku itu berkulit hitam
Mukanya bopeng dicakar macan
Saat melangkah ia sempoyongan
Menantang takdir yang bergentayangan

Sebelum ayam tekun berkokok
Ibuku bangun menata embun
Memecahkan piring juga mangkuk
Lalu berwisata ke hujung kebun

Menjelang dzuhur, ibuku sudah bermandi nanah
Namun tak bosan ia menengadah
Memohon langit menumpahkan rezeki
Agar kami tak lesu dan mati

Tatkala pungguk melantunkan perih
Ibuku merentangkan alas baiduri
Disuruhnya kami berbaring lurus
Mendengar kisahnya tentang tulus

Adaikan Tuhan mahu mendengar
Ingin sekali kuutus kabar
"Bangkitkan ibuku dari kubur
Rindu ini membuatku lebur!" Selengkapnya...

Tahukah Kau Perempuan?

Sejak Tuhan memantik gelembung waktu pertama
Lalu roh menyelinap masuk ke tubuh Adam
Dan Hawa menjadi pendampingnya yang utama

Aku bukan pria yang bakal
mengatakan kau seindah langit surga
Aku bukan pria yang bakal
mengorbankan untukmu jiwa raga
Aku bukan pria yang bakal
mengelus mutiara di hitam rambutmu
Aku bukan pria yang bakal
berbangga dengan kerlipan bintang di rahimmu
Aku bukan pria yang bakal
melindungimu dari lambaian maut

Aku adalah pria yang bakal
mengiringmu ke singgasana kemulian
Agar kau tahu cinta itu kekal
Laksana secangkir racun Selengkapnya...

Bila Tubuhku Hancur

Bila tubuhku hancur,
Melebur bersama bintang
Air mata jangan kau kucur
Takdir jangan sekali kau tantang

Sudah kuharungi api dan lidah gempita
Di atas suram lambung kebebasan
Sekarang kuingin tidur bersama gurita
Di bawah gemerlap langit penderitaan Selengkapnya...

Selasa, 27 September 2011

Adalah Aku

Adalah aku di atas ranjang
Bukan bayangan tubuh telanjang
Tatkala ia tumbuh mengendur
Dibelai lembut pesona kubur Selengkapnya...

Sabtu, 24 September 2011

Kekasihku

Wajah kekasihku sebening embun
Hatinya laksana hamparan kebun
Di taman-taman Sidamukti
Subur, semarak, selamanya diberkati

Tatkala aku tenggelam dalam lautan resah
Huluran setianya adalah janji yang absah

Ah...

Sekalipun ragaku hancur menjadi pecahan kaca
Zikir rinduku tak dapat lagi kau baca
Apa pikirmu aku mau menggantinya dengan seribu bidadari?
Demi Tuhan, aku mau sekali..! Selengkapnya...

Kekasihnya Berubah Menjadi Anjing

Dia lahir dengan kekuatan
tak terbendung
Jasad dan jiwanya adalah kesatuan
utuh. Dunia bahkan tak dapat menampung
pijaran bara di setiap
butir darahnya yang meluap

Dia belajar tumbuh bijaksana
Enggan tergoda pada
kelezatan rapuh singgahsana
Apalagi menabik dada
Di dalam jubah kebesaran
yang ditenun dari benang keangkuhan

Namun malam itu, ketika dia
terbaring di mulut ajal yang mengigit tulang
Dia melihat arwahnya berterbangan
di antara puing-puing kesesatan
Sedangkan kekasihnya berubah menjadi anjing
lapar yang tabah mengunjing Selengkapnya...

Jumat, 23 September 2011

Dang Ding Dung

Dang-ding-dung bunyi gendang
Petanda datang panglima perang
Di atas tandu mencekik pinggang
Siap menantang para penghadang

Dang-ding-dung bunyi gendang
Panglima perang menatap nyalang
Pada musuh yang cuma ilalang Selengkapnya...

Wanita Bopeng Dan Irisan Mangga

Seorang wanita bopeng
Duduk mengiris mangga

Satu iris
Dua iris
Tiga iris
Empat iris
Lima iris
Enam iris
Tujuh iris
Delapan iris
Sembilan iris

Lalu ia memuntahkan cinta
Dari mulutnya yang kecut dan lesu Selengkapnya...

Jemari Malam

Jemari malam mencengkeram serambi senja
Mengguyur rasa yang sedingin ajal
Membias warna yang sehitam dosa
Tatkala kukunya menancap di tunas-tunas muda
Memudar terang sampai ke akar Selengkapnya...

Maraton

Meski ragaku takkan pernah sampai
Tapi jiwaku takkan henti berlari Selengkapnya...

2012

Dalam gurau dan senda
Yang haru-biru, mereka berkata;
"Kiamat bakal ditunda
Dunia ini kehilangan nokhta!" Selengkapnya...

Gadis Genit

Saat lapar, sang pacar makan
Dari bibirnya yang penuh cinta
Saat dahaga, sang pacar minum
Dari tetenya yang penuh berkah
Saat kebenaran singgah
Gadis genit sudah mati mengangkang Selengkapnya...

Ninabobo

Tidurlah tidur anakku sayang
Papa dan Mama ingin ke ranjang
Membuat adik yang lucu
Dan lugu
Supaya nanti kau sayang-sayang Selengkapnya...

Sabtu, 17 September 2011

Tiara

Tiara
Ragamu adalah kelopak-kelopak mawar
Yang disulam para malaikat
Darahmu bagaikan butir-butir mutiara
yang mengalir dari telaga Kalkautsar
Belum pernah kulihat yang seindah bayangmu
Belum pernah kucium yang seharum restumu

Tiara
Kau bertakhta di puncak akalku
Berdetak jantungku oleh sinarmu
Bersatu sendiku oleh sentuhmu

Tiara
Tatkala Sang Pencipa meniupkan roh
ke dalam rahim Hawa yang diberkati
Telah termaktub dalam kitab Sunnahtullah
Kau akan bertasbih diantara aku
dan keagungan
Kau akan telanjang diantara aku
dan keabadian

Dan kau Tiara
Bernapas dan berbahagialah sayang
Kucoret lembaran kusam ini...
Bukan untukmu Selengkapnya...

Rambut Melingkar

Ada rambut di sabun itu
Melingkar-lingkar lalu bertemu
Di sisi yang ceper,
Hampir patah dan berlendir

Bisa jadi itu bulu jembut
Raksasa yang kualat
Karena mempermainkan kemaluannya
Yang besar, hitam dan pemalu

Atau mungkin saja rambut
Putri duyung yang tersesat
Mencari kutangnya yang
Terbuat dari kulit kerang

Namun setelah kucuci lalu
Kujemur di bawah bulan
Baru kutahu itu bulu hidungku

Kemarin aku memangkasnya
Karena malu dikira jenggot Selengkapnya...

Ucapan Selamat Ulang Tahun

Semoga kau cepat mati
Hip... hip... hooray! Hip... hip... hooray! Selengkapnya...

Kail

Tubuh kail terpancang kukuh
Di wajah laut yang kian menghijau
Tak peduli ia sapaan jauh
Apalagi dengus makian keluh

Sesekali camar melempar rindu
Pada matanya yang mulai membiru
Namun tak secuil ia bernafsu
Terlanjur cinta sudah menyatu

Ketika jagad mulai menangis
Daun keladi menjadi selimut
Menutup hati dari yang miris
Membungkus erat semua yang hangat

Kembali jagad menebar sengat
Menusuk kulitnya yang sehitam selut
Bukan pergi mencari teduh
Malah tersenyum menyambut ngilu

Perlahan uzur membelai hari
Mengundang malam menggeser senja
Semakin tegap ia berdiri
Menunggu esok menyongsong lagi Selengkapnya...

Cinta dan Derita

Apalah artinya cinta kalau
Toh ia akan surut
Apalah artinya derita kalau
Toh ia akan berakhir Selengkapnya...

Koruptor dan Iblis

Pernah dulu koruptor bertanya
Pada sang iblis,
Mengapa nafsu diutus ke dunia?
Mengapa benalu tak henti menghisap?

Dengan santai iblis memperbaiki
rambut palsunya seraya berkata;
"Tujuan mereka sama seperti kita,
Menata dunia agar menjadi
tempat yang lebih baik."

"Oh," jawab koruptor, "lantas untuk
apa semua kebaikan dan kearifan yang berperang
dengan penanya?"

"Nah," iblis memasang kaca mata
yang penuh oli,"Tentu saja mereka
ingin merusak tatanan. Sudahlah,
buka saja lubang bokongmu. Biar
kulecut dengan cemeti rahasiaku."

Lalu mereka tersenyum dan
mulai bercinta Selengkapnya...

Sebutir Mutiara

Untuk menemukan sebutir mutiara
Kususuri pantai di bibir Karibia
Kuselami palung di rahim Mariana

Aku harus, karena di sini
Banyak peri bermulut sumbing,
Kera bersayap kuning,
Dan gairah yang suka mencakar Selengkapnya...

Kehadirat Maut

Kukirim pesan lewat pena luka
Agar darah yang mengucur dapat kau seduh,
Kau hirup, kau tenggak sepuasnya Selengkapnya...

Puisi Untuk Nazaruddin

Seperti kami, kau juga korban dari kebiasaan
Seperti kami, kau juga inti dari tradisi

Di negeri lelucon ini
Kita dan kecurangan telah bersatu
Bagai aur dengan tebing
Bagai ruh dengan jasad

Di dalam gedung DPR, wakil rakyat
Curang pada amanat
di dalam mahkamah agung, para hakim
curang atas keadilan
di rumah-rumah sakit, para dokter
curang terhadap kemiskinan
di sekolah-sekolah negeri, para guru
curang dalam ujian

Dimana-mana kecurangan merajalela

di kantor-kantor gubenur, para gubenur
curang dalam anggaran
di kantor-kantor dinas, para pegawai negeri
curang atas tanggungjawab
di kantor-kantor polisi, para polisi
curang terhadap hukum
di kantor-kantor pajak, para pemungut pajak
curang pada negara

Dimana-mana kecurangan bertebaran

di media-media massa, para reporter
curang terhadap informasi
di layar-layar televisi, layanan iklan
curang pada larangan merokok
di pangung-panggung hiburan, para artis
curang dalam tata krama
di tempat-tempat maksiat, para pemuda
curang atas akidah

Dimana-mana kecurangan tumbuh subur

di pasar-pasar, para pedagang
curang atas takaran
di rumah-rumah, orang tua
curang terhadap anak-anak
di stadion-stadion, para suporter
curang pada semangat
di seminar-seminar, para pembicara
curang dalam penerapan

Dimana-mana kecurangan berkembang pesat

di jalan-jalan raya, para pengendara
curang pada ketertiban
di tempat-tempat publik, para pengunjung
curang terhadap kebersihan
di tapak-tapak proyek, para pekerja
curang atas keselamatan
di koridor-koridor universitas, mahasiswa
curang dalam kesadaran

Dimana-mana kita hidup dan tidur dalam kecurangan

Maka dari itu, kembalilah Nazaruddin
kau adalah idola penduduk negeri ini
penduduk yang sudah dan bakal melakukan
kecurangan Selengkapnya...