Halaman

Jumat, 07 Oktober 2011

Penyejuk Jiwa Yang Liar

Saat duka dan gelisah menancapkan cakar
Cawan kelalaian tumpah disentuh fajar
Gerakku terpaku...

Tatkala jalan tertutup asap yang sehitam dosa
Panas kehinaan menetes, melumur sekujur asa
Nafasku terpasung...

Ah,
Kususuri kembali jejak fatamorgana untuk menemukan
asal penciptaan
Kutenggak kembali air kehidupan di telaga Ismail
agar sejuk jiwaku yang liar
Lalu kembali berlari di antara pilar-pilar
yang menopang atap Al-Hambar
Namun semuanya sia-sia

Karena di sini kutemukan namamu
Di sini, di dalam sembah sujudku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar