Halaman

Minggu, 02 Oktober 2011

Pendusta Ketenaran

Sebelum surga dan segala isinya tercipta
Tuhan menyimpan rohnya dalam guci berlian
Dijaga malaikat yang enggan berkata-kata
Hanya menatap tajam di poros ketinggian
Saat mulai melangkah ke dunia, pandangannya
tunduk memendam kekuatan. Tingkahnya rancu
di mata si bodoh. Namun hati dan akalnya
jauh dari lidah hitam yang pengecut
Kematiannya mengudang serangkaian tawa
"Hah, satu lagi pelawak tumpas diterkam
keagungan!" Begitu kata para punggawa
meski pengemis gigih membangun makam

Begitulah nasib pendusta ketenaran
Hikayatnya terukir dalam melodi suram

Tidak ada komentar:

Posting Komentar