Halaman

Rabu, 12 Oktober 2011

Kentutmu Tidak Mengikis Cintaku

Disaat wanita lain meregang nyawa
demi keindahan dan kesempurnaan
Kau melangkah dengan jiwa yang tertawa
Tak secuilpun kau hirau pada nadi kenaifan
yang menghias sekujur derita Hawa
dari zaman ke zaman

Disaat wanita lain menata diri
dengan gemerlap perhiasan setinggi gunung
Kau tampil dengan sentuhan alami
Tanpa sedikitpun merasa bingung atau tersinggung
pada bunya yang menatap nyalang
Ah, betapa langit memberkati jiwamu

Dan selagi aku melamun
Mendadak kau ledakkan sumbu kekuatan kentutmu
persis bunyi senapan beruntun
Trutt... Trutt... Trutt... Trutt
Trutt... Trutt... Trutt... Trutt

Oh Tuhan...
Lamunanku tersentak
Napasku tersendat-sendat

Terlalu..!
Kau memang keterlaluan..!
Tega-teganya kau lakukan itu dihadapan para penonton
Aku malu
Malu semalu-malunya

Namun apa dayaku
Aku mencintaimu
dengan segenap melodi darahku
Dan Tuhan menciptakan kita untuk
saling melengkapi dan menyanyangi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar