Halaman

Kamis, 13 Oktober 2011

"Ini Hadiah Untukmu Pelacur."

Ditengah deburan angin yang mengigit
sekujur pipi malam
Kau melangkah perlahan
dengan setangkup nyeri dan gigil
di sulbimu
Entah apa yang sudah mereka lakukan padamu
Yang kutahu kau memberikan perlawanan sengit
pada hidup yang lama dibungkus keserakahan

Nafsu
Jemu
Semu

Semuanya berpadu lalu menjerat
lehermu yang seharum karat

Apa yang tersisa untukmu?
Tidak ada...
Siapa yang bakal melindungimu?
Belum tentu ada...
Namun tetap juga kau susuri setiap keinginan langkah
Apa yang membuatmu begitu tabah pelacur

Sejenak, kau berhenti menenggak napas ketenangan
tanpa melihat aku berdiri kelelahan
Kelelahan melihat kau coba mengobati
sederet lukamu dengan perahan jeruk
Kau tersenyum manis kepada sekelebat bayangan belut
yang berlalu
meski rasa di dalam sumsummu sudah lama lebur,
tenggelam di dalam selut

Masih mampukah kau pelacur?
Sekalipun jiwamu abadi sepanjang rentang waktu
seisi dunia masih selalu siap menentangmu

Ah, pelacur...

Perih memang perih
Tapi sejak detik pertama tubuh aibmu diludah
Telah kupanjatkan doa yang tak sudah-sudah
"Jangan pernah kau patahkan sendi kekuatanmu
Masih ada denyut yang mahu bermandi darah menopangmu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar