Pertama kali melihatmu menyisir labirin malam
Aku terperangah
Nyaris kehilangan nyawa
Cahayamu seindah seroja yang menghiasi bintang
Langkahmu seanggun primadona di atas pentas
Mengguyur segenap raksa pada jantung yang berdetak
Namun sungguh!
Saat kau singgah membisikkan kebenaran di telingaku
Aku terpental
Nyaris kehilangan nyawa
Betapa suaramu itu sekeras ringkikan kuda liar
Betapa desahmu itu laksana halilintar yang menyambar
Menghancurkan segenap persendian
Oh Tuhan…
Aku sakit
Aku sakarat
Lalu pagi ini,
Di saat kenangan tentang wujudmu berderit dalam roda putaran logam
Seluruh indraku terpancang pada sebuah kebenaran, “Betapa kemunafikan itu adalah intuisi terkutuk!”
Jumat, 07 Oktober 2011
Dalam Lingkaran Banci
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar