Sebelum rumah itu dibangun
kepala tukang menatap anggun
meski hati dan matanya rabun
hitungannya jauh melampui lambung
Secepat kedipan raja tekukur
dikerahnya kadetnya menarik pengukur
semuanya siap bekerja lembur
walau mentari duduk terpekur
Satu persatu tiang dipasak
menjadi sanggah menjunjung rangka
biar atap mudah digasak
memayungi lantai dari prasangka
Setelah dinding jadi pelengkap
kepala tukang menatap puas
mengagumi dirinya yang begitu cakap
diberi Tuhan pengetahuan luas
Malam tiba; rumah itu terang-benderang
kepala tukang datang berkunjung
membawa bensin dan sebilah parang
dibakarnya semua dari hujung ke hujung
Sabtu, 01 Oktober 2011
Kepala Tukang Dan Rumah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar