Seperti kami, kau juga korban dari kebiasaan
Seperti kami, kau juga inti dari tradisi
Di negeri lelucon ini
Kita dan kecurangan telah bersatu
Bagai aur dengan tebing
Bagai ruh dengan jasad
Di dalam gedung DPR, wakil rakyat
Curang pada amanat
di dalam mahkamah agung, para hakim
curang atas keadilan
di rumah-rumah sakit, para dokter
curang terhadap kemiskinan
di sekolah-sekolah negeri, para guru
curang dalam ujian
Dimana-mana kecurangan merajalela
di kantor-kantor gubenur, para gubenur
curang dalam anggaran
di kantor-kantor dinas, para pegawai negeri
curang atas tanggungjawab
di kantor-kantor polisi, para polisi
curang terhadap hukum
di kantor-kantor pajak, para pemungut pajak
curang pada negara
Dimana-mana kecurangan bertebaran
di media-media massa, para reporter
curang terhadap informasi
di layar-layar televisi, layanan iklan
curang pada larangan merokok
di pangung-panggung hiburan, para artis
curang dalam tata krama
di tempat-tempat maksiat, para pemuda
curang atas akidah
Dimana-mana kecurangan tumbuh subur
di pasar-pasar, para pedagang
curang atas takaran
di rumah-rumah, orang tua
curang terhadap anak-anak
di stadion-stadion, para suporter
curang pada semangat
di seminar-seminar, para pembicara
curang dalam penerapan
Dimana-mana kecurangan berkembang pesat
di jalan-jalan raya, para pengendara
curang pada ketertiban
di tempat-tempat publik, para pengunjung
curang terhadap kebersihan
di tapak-tapak proyek, para pekerja
curang atas keselamatan
di koridor-koridor universitas, mahasiswa
curang dalam kesadaran
Dimana-mana kita hidup dan tidur dalam kecurangan
Maka dari itu, kembalilah Nazaruddin
kau adalah idola penduduk negeri ini
penduduk yang sudah dan bakal melakukan
kecurangan
Sabtu, 17 September 2011
Puisi Untuk Nazaruddin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar